Internasional
Singapura Keluarkan Travel Advisory ke Rakhine, Myanmar
Sejumlah wanita muslim
Rohingya membantu rekannya menaiki pematang sawah saat melintasi kali
setelah berhasil melintasi perbatasan Bangladesh-Myanmar di Teknaf,
Bangladesh, 1 September 2017.(Foto: REUTERS/Piter)
SIGAPNEWS.CO.ID | Jakarta - Kementerian Luar Negeri Singapura hari ini, 2 September 2017 mengeluarkan imbauan perjalanan atau travel advisory kepada warganya setelah terjadi bentrokan berdarah di utara Rakhine antara pemberontak Rohingya dengan pasukan keamanan Myanmar pekan lalu.
"Warga Singapura harus menghindar untuk berkunjung ke tempat tidak penting seperti ke Maungdaw, Rathedaung, dan Buthidaung, dan pertimbangkan kembali untuk berkunjung ke daerah lain di utara Rakhine," ujar pernyataan Kementerian Luar Negeri Singapura seperti dikutip dari Channel News Asia.
Sekalipun kawasan wisata di Rakhine, seperti pantai Ngapali dan situs bersejarah Mrauk I tidak terkena dampak bentrokan, namun warga Singapura diimbau untuk mencermati dan waspada karena situasi keamanan dapat dengan cepat berubah jadi buruk," kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Singapura itu.
Untuk memantau situasi, Kementerian Luar Negeri Singapura menyarankan warganya untuk memonitor laporan media lokasi secara cermat dan mematuhi kewenangan aparatur lokal.
Warga Singapura juga disarankan untuk membeli asuransi perjalanan dan kesehatan dan mempelajari aturannya. Dan, Kedutaan Singapura di Yangon terbuka untuk memberikan bantuan.
Situasi di Rakhine memanas setelah sekelompok pemberontak Rohingya, ARSA, menyerang sekitar 30 markas polisi dan tentara di Rakhine pada Jumat 25 Agustus 2017 yang kemudian dibalas pemerintah Myanmar dengan mengerahkan aparat militernya untuk menghadapi pemberontak Rohingya yang disebut ekstrimis. Lebih dari 400 orang telah tewas dan sebagian besar etnis Rohingya.(*)
"Warga Singapura harus menghindar untuk berkunjung ke tempat tidak penting seperti ke Maungdaw, Rathedaung, dan Buthidaung, dan pertimbangkan kembali untuk berkunjung ke daerah lain di utara Rakhine," ujar pernyataan Kementerian Luar Negeri Singapura seperti dikutip dari Channel News Asia.
Sekalipun kawasan wisata di Rakhine, seperti pantai Ngapali dan situs bersejarah Mrauk I tidak terkena dampak bentrokan, namun warga Singapura diimbau untuk mencermati dan waspada karena situasi keamanan dapat dengan cepat berubah jadi buruk," kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Singapura itu.
Untuk memantau situasi, Kementerian Luar Negeri Singapura menyarankan warganya untuk memonitor laporan media lokasi secara cermat dan mematuhi kewenangan aparatur lokal.
Warga Singapura juga disarankan untuk membeli asuransi perjalanan dan kesehatan dan mempelajari aturannya. Dan, Kedutaan Singapura di Yangon terbuka untuk memberikan bantuan.
Situasi di Rakhine memanas setelah sekelompok pemberontak Rohingya, ARSA, menyerang sekitar 30 markas polisi dan tentara di Rakhine pada Jumat 25 Agustus 2017 yang kemudian dibalas pemerintah Myanmar dengan mengerahkan aparat militernya untuk menghadapi pemberontak Rohingya yang disebut ekstrimis. Lebih dari 400 orang telah tewas dan sebagian besar etnis Rohingya.(*)
Editor :Tim Sigapnews