Bahaya Narkoba dan LGBT Ancaman Bagi Generasi Muda Sumbar
Bukittinggi I sigapnews.co.id – Tantangan generasi muda Sumatera Barat (Sumbar) saat ini adalah bahaya nakorba, LGBT (lesbian, gay, biseksual dan transgender), dan perkembangan teknologi informasi global yang begitu dahsyat. Narkoba dan LGBT amat dekat mengancam sebagai generasi pelanjut bangsa ini. Sudah saat melakukan antisipasi terhadap ancaman bagi generasi muda untuk kebaikan daerah.
“Saat ini amat prihatin peredaran narkoba sudah dilakoni oleh orang Sumbar, bukan lagi orang luar yang membawa narkoba ke Sumbar,†ujar Wakil Gubernur (Wagub) Sumbar Nasrul Abit pada acara pengukuhan dan launching tim parenting Yayasan Minang Peduli (YMP) untuk Bukitinggi dan sekitarnya.
Peredaran narkoba yang sudah dilakoni oleh orang Sumbar, lanjut Nasrul, menandakan ancaman bahaya nakorba amat dekat dengan masyarakat Sumbar. Oleh karenanya perlu perhatian banyak pihak termasuk pemerintah daerah dan masyarakat untuk memperhatikan lingkungan tempat tinggal.
“Jika ada (indikasi peredaran narkoba) cepat lapor kepada pihak berwajib,†kata Nasrul.
Mengenai bahaya prilaku LGBT terhadap generasi muda juga terus meningkat di Sumbar. Data dari Konselor RS M Djamil Padang, LGBT di Sumbar tahun 2016 : 5.000 orang, tahun 2017 : 9.000 orang dan pertengahan 2018 : 14.000 orang. Dan saat ini yang terindifikasi penyakit mematikan HIV Aids 1.400 orang.
“Perilaku seks bebas LGBT lebih ganas dari pada pengaruh Pekerja Sek Komersil (PSK). Karena pelaku LGBT mereka mencari mangsa menyalurkan penyakit HIV Aids. Dan ancaman saat ini adalah anak-anak kita usia 12 -15 tahun,†ujar Wagub.
Oleh karena itu, perlu semangat bersama memberantas LGBT di Sumatera Barat. Selain perilaku menyimpang, LGBT tidak sesuai dengan ajaran agama dan filosofi budaya Adat Bansandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK). Bagi yang terjangkit perilaku menyimpang dapat dan dipersilahkan berobat, namun jika tidak mau merubah sikapnya dipersilahkan keluar dari Sumatera Barat.
“Saat ini untuk perlindungan hukum, kita sedang menyusun perda ketahanan keluarga yang didalamnya ada penindakan terhadap prilaku maksiat dan LGBT,†ujar Nasrul.
Wagub juga menghimbau dalam menciptakan generasi masa depan Sumbar ini, diharapkan peranan ninik mamak dan perantau melakukan perhatian yang besar dikampung halamannya. Ninik mamak penghulu melakukan kontrol pulang membina secara langsung anak kemenakan dalam kaum. Peran ini yang dirasa semakin hilang karena banyak para datuk suku berada diluar, sementara datuk manti kampung tidak berdaya melakukan secara baik karena berbagai faktor.
Peran dan pengaruh ninik mamak dalam kaum akan mampu memberikan perubahan akan perkembangan anak kemenakan selain sebagai melestarikan budaya minang juga mengembalikan tatanan budaya itu dalam tempat yang sebenarnya.
“Dan tantangan generasi muda saat ini, nakorba, LGBT, perkembangan globalisasi teknologi informasi akan menjadi teratasi jika semua komponen itu saling bersinergi dengan baik,†ungkapnya. (*)
Editor :Tim Sigapnews