Kejurprov Karate 2019
Pelaksanaan Kejurprov Karate 2019 Diundur, Udara di Rohil dan Dumai Tidak Sehat
Kabut Asap di Dumai. (Foto: Sigapnews/Ist)
Munculnya kabut asap dan Pemilu 2019 jadi alasan pihak Forki Dumai untuk mengundur pelaksanaan Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) Karate 2019 di Dumai.
Awalnya kata Ketua Umum Forki Riau, Deni Kurnia Selasa (26/3/2019) Kejurprov Karate itu dilaksanakan 29-31 Maret 2019.
"Tapi karena munculnya kabut asap di Dumai dan akan dilaksanakannya Pemilu, Forki Dumai minta pelaksanaannya diundur," ujar Deni.
Hal itu tentunya tambah Deni, membuat seluruh peserta merasa sangat kecewa.
"Sebab, mereka telah menyiapkan atlet sejak beberapa bulan yang lalu," ucap Deni.
Jadi kapan diundurnya jelas Deni, masih belum ditetapkan dan yang jelas Kejurprov itu akan dilaksanakan habis Pemilu 2019.
"Untuk tuan rumahnya akan kita bahas lagi. Biasanya kalau tuan rumah yang membatalkan, Kejurprov kita pindahkan ke Pekanbaru," ungkap Deni.
Lebih jauh Deni juga menyampaikan, terus diundurnya pelaksanan Kejurprov tentunya sangat merugikan, karena Kejurprov itu akan dijadikan sebagai ajang seleksi atlet karate Riau untuk tampil di Kejurnas Pra PON 2019.
"Pra PON akan dilaksanakan Oktober mendatang di NTT. Jadi hanya tinggal 5 bulan saja persiapan kita kalau Kejurprov dilaksanakan April mendatang," papar Deni.
Kejurprov itu akan diikuti atlet karate dari 12 kabupaten/kota se-Riau dan 10 perguruan karate yang aktif di Riau.
Untuk kelas yang ditandingkan jumlahnya 64 kelas, terdiri dari junior under dan senior.
Sementara itu, udara di Rohil dan Dumai Dalam Kondisi Tidak Sehat, 2.778 Hektare Lahan di Riau Terbakar
Kondisi udara di beberapa wilayah di Riau terpantau dalam kondisi tidak sehat.
Bahkan di Kabupaten Rokan Hilir, pada Senin (25/3/2019) sore kemarin, Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) sudah berada pada lever sangat tidak sehat.
Kemudian di Kota Dumai, ISPU sudah menunjukkan pada level Tidak Sehat.
Sedangkan ISPU yang ada di Pekanbaru, Siak dan Bengkalis pada posisi sedang.
Kondisi udara yang tidak sehat tersebut diduga kuat akibat tercemar kabut asap pembakaran lahan dan hutan di Riau yang terus meluas.
Berdasarkan data yang dihimpun Tribunpekanbaru.com di Badan Penangglangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Selasa (26/3/2019) tercatat luas lahan yang terbakar di Riau sepanjang tahun 2019 ini mencapai 2.778,19 hektare (Ha).
Paling luas ditemukan di Kabupaten Bengkalis yang mencapai 1.271.83 Ha, kemudian Rohil : 409 Ha, Siak 321.75 Ha, Meranti : 222.4 Ha, Dumai : 220.25 Ha, Inhil : 112.1 Ha, Pelalawan : 77 Ha, Inhu : 64.5 Ha, Pekanbaru : 39.76 Ha, Kampar : 32.6 Ha, Kuansing : 5 Ha dan paling rendah di Rohul seluas 2 Ha.
"Hari ini Satgas Kathutla sedang melakukan pemadaman kabakaran lahan yang ada di wilayah Dumai dan Siak," kata Kepala BPBD Riau, Edwar Sanger, Selasa (26/3/2029).
Edwar mengungkapkan, personil gabungan dari TNI, Polri, Manggalan Agni, BPBD dan masyarakat setempat terus berjibaku melakukan pemadaman api di lokasi lahan yang terbakar.
Setidaknya ada 5000 personil yang disebar di berbagai titik di lahan yang terbakar.
"Selain lewat darat, kita juga terus melakukan pemadaman lewat udara dengan melakukan waterbombing," ujarnya.
Untuk kekuatan udara, ada 7 unit heli yang disiapkan untuk waterbombing.
Di antaranya 3 unit dari BNPB dan 3 unit heli dari Sinarmas serta 1 unit heli dari KLHK.
Sedangkan untuk patroli udara ada 5 unit.
Di antaranya, 1 unit heli TNI AU, 1 unit heli TNI AD, 1 unit heli POLRI, 1 unit heli KLHK, 1 unit heli RAPP .
"Jumlah ada 7 heli untuk waterbombing dan 5 heli patroli serta 1 pesawat jenis Cassa untuk Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC)," katanya.(*)
Liputan: Ariston Sitorus.
Editor : Ariston Sitorus
Editor :Tim Sigapnews